Ringkasan Program Kretifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)
mendapat Penghargaan DP2M DIKTI 2010
Zaenal Irawan, Fajar Sidik dan Irmayani H.A.R Tokan
dengan Dosen Pembimbing: Ariefa Efianingrum, M.Si.
Pendidikan sebagai investasi peradaban yang memiliki arti penting dalam meningkatkan martabat dan kualitas bangsa. Melalui pendidikanlah, diharapkan kehidupan masyarakat Indonesia berubah menjadi lebih baik. Maka dari itu, pendidikan nasional sebagai usaha sadar dan terencana bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional.
Untuk lebih memfokuskan tercapainya tujuan pendidikan, pemerintah merumuskanya tujuan pendidikan nasional kedalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan selanjutnya dipertergas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Melalui kebijakan standarisasi pendidikan, pemerintah menentukan standar minimal pendidikan di seluruh Indonesia yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan meliputi delapan aspek, diantaranya; standar isi, standar saran prasarana, standar kompetensi kelulusan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Disamping itu, pemerintah dengan kebijakan pembangunan nasionalnya, menyusun program perluasan dan pemerataan pendidikan melalui; peningkatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah, peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana baik yang sudah ada di sekolah maupun di luar sekolah. Namun pada kenyataannya, disekeliling kita masih banyak terdapat ketimpangan antara sekolah-sekolah dalam satu wilaya/kota. Dimana sekolah-sekolah menengah yang saling berdekatan, dengan status sama, tetapi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki berbeda. Terlebih lagi, jika dilihat sarana prasaran antara sekolah di kota dan sekolah di desa yang sangat jauh berbeda.
Upaya pemerintah untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan yang digambarkan dalam proses pembelajaran, pemerintah mengunakan ujian nasional (UN) sebagai instrumen evaluasi hasil pembelajaran. Akan tetapi, kebijakan UN membawa kekhawatiran bagi pelajar, sekolah dan orangtua. Hal ini dikarenakan, adanya penambahan 6 (enam) mata pelajaran yang diujikan bagi siswa kelas XII (SMA) yaitu; mata pelajaran Sosiologi, Geografi, dan Matematika untuk jurusan IPS. Mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia untuk jurusan IPA, dengan standar minimal nilai rata-rata kelulusan meningkat 0,25 dari tahun sebelumnya 5,25 menjadi 5,50 pada 2009 dengan dua nilai “mati” dari enam mata pelajaran dibawah 4,00 tidak lulus dan diatas 4,25 masih dinyatakan lulus. Kebijakan ujian nasional ini, perlu diimbangi dengan peningkatan saran dan prasaran yang menunjang setiap mata pelajaran yang diujikan (Candrapetra, 2009).
Disisi lain, kendala teknis masih menjadi penghambat dalam proses belaja-mengajar di sekolah formal. Sebagai contoh; pertama, pada sekolah menengah yang memiliki sarana dan prasara pembelajaran lengkap, namun prasarana (alat-alat) pembelajaran yang ada kurang perawatan. Sehingga ketika dibutuhkan alat tersebut rusak dimakan usia dan dikarenakan kurang perawatan. Kedua, masih minimnya pengetahuaan pendidik (guru) dalam mengoperasionalkan alat-alat pembelajaran yang sudah ada. Seperti; alat-alat praktik pada laboratorium IPA, laboratorium Bahasa dan laboratorium komputer.
Dalam perkembangananya dewasa ini, kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan mengalami banyak hambatan. Terutama yang berkaitan dengan pendanaan. Olehkarena itu, penulis menawarkan Terminal Pelajar sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan diatas, agar tujuan pendidikan nasional yang bermutu bisa terwujud.
Terkait hal tersebut, penulis mengunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan analisis data/informasi dan gagasan penulis dalam penyusunan/ penulisan Terminal Pelajar ini. Melalui tahapan; (1) pengumpulan data (melalui studi kepustakaan, buku-buku, jurnal, majalah ilmiah ataupun internet), (2) reduksi data, (3) penyajian data dan (4) penarikan kesimpulan berupa hasil akhir Terminal Pelajar Solusi Cerdas Pemerataan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Terminal pelajar sebagai alternatif solusi dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan terutama yang berkaitan dengan prasarana pembelajaran di sekolah menengah. Dengan kata lain, sekolah-sekolah menengah di suatu daerah/kota yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pemebelajaran bisa mempergunakan dan memanfaatkan terminal pelajar untuk keperluan proses belajar-mengajar. Terminal pelajar ini didirikan oleh pemerintah daerah sebagai pusat pembelajaran yang memiliki fasilitas lengkap. Adapun fasilitas pembelajaran yang terdapat pada terminal pelajar meliputi; laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer dilengkapi jaringan internet, perpustakaan, ruang diskusi, ruang keseniaan (galeri) dan sarana olahraga.
Untuk pelayanan yang lebih optimal, terminal pelajar memiliki tenaga ahli yang profesioanl untuk mengoperasionalkan semua fasilitas yang ada. Selain itu, mahasiswa dilibatkan pada kegiatan proses pembelajaran di terminal pelajar untuk dapat mengimplementasikan pengetahuan empiris yang diperoleh melalui bangku kuliah sesuai dengan keilmuan dan bidang masing-masing.
Terminal pelajar juga dijadikan sebagai pusat berkumpulnya para pelajar sekolah menengah setelah pulang sekolah (after school activity) untuk mengisi waktu luang dengan belajar bersama. Proses belajar di terminal pelajar menitik beratkan pada program pembelajaran melelui kegiatan belajar bersama (Cooperation learning) mengunakan metode diskusi kelompok. Sebagaimana dikatakan Suherman (2001), metode belajar kelompok melalui diskusi, memberi dampak positif dalam pembelajaran karena dengan belajar kelompok para pelajar dapat memberi motivasi anggota yang lain untuk aktif dalam belajar. Ide utama belajar kelompok melalaui teman sebaya (peer group) adalah memotivasi siswa untuk ikut serta dan membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah (Hudojo, 1988). Keunggulan lainnya adalah belajar bersama di terminal pelajar lebih bergengsi (prestige) karena diikuti oleh pelajar lintas sekolah sehingga semangat dalam belajar lebih tinggi.
Agar kegiatan belajar bersama di terminal pelajar memperoleh hasil belajar yang maksimal, kelompok-kelompok belajar teroganisir tersebut, membuat agenda belajar yang terjadwal dengan pendampingan dari tenaga ahli dan para mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil belajar (out-put) dari proses belajar bersama berupa pemahaman terhadap materi pembahasan. Serta terciptnya kesiapan bagi para pelajar kelas XII untuk menghadapi ujian nasional (UN).
Pada lain hal, terminal pelajar menjadi wahana membangun komunikasi agar terwujudnya keharmonisan antar pelajar sekolah-sekolah menengah. Sekaligus sebagai saran penyalur dan pengembangan potensi para pelajar, melalui program pengembangan terminal pelajar yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Program pengembangan meliputi; bidang kesenian, olahraga, jurnalistik, dan akademik (kelompok sains). Dari program ini, para pelajar bisa mengasah potensi yang dimiliki ataupun melakukan kerjasama untuk membuat kegiatan bersama sesuai bidang pengembangan yang ada.
Tenaga ahli dan fasilitas pembelajaran yang ada di terminal pelajar, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi para pendidik (guru) melalui pelatihan terkait mengoperasionalkan alat-alat pembelajaran hingga pelatihan Teknologi dan Informasi Komunikasi (internet) untuk seluruh warga terminal pelajar (guru dan pelajar). Selain itu, masyarakat umum yang terlibat pada pendidikan nonformal (kejar paket C), dapat menggunakan fasilitas terminal pelajar untuk mendukung proses belajar mengajar dan pembelajarannya.
Dalam penempatanya, terminal pelajar berada pada daerah stategis, dan mudah dijangkau oleh para pelajar. Pengelolaan utama terminal pelajar adalah pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Menengah dengan status tenaga ahli sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang digaji pemerintah daerah. Disamping itu, diadakannya kerjasamaan antar sekolah-sekolah menengah, para stakeholder dan universitas-universitas untuk mendukung berjalannya terminal pelajar.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan keberadaan terminal pelajar sangatlah dibutuhkan (urgent) untuk pendidikan Indonesia seperti saat ini. Hal ini dianggap perlu karena Terminal pelajar dapat menjadi solusi pemerataan pendidikan dan akan memberi banyak manfaat bagi para pelajar, mahasiswa, guru (sekolah), masyarakat dan pemerintah.
Dengan demikian, penulis berharap agar setiap pemerintah daerah/kota dapat mendirikan Terminal pelajar sebagai pusat pembelajar dan berkumpulnya para pelajar untuk belajar bersama. Selain itu, keberadaan terminal pelajar untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya pemerataan saran dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Semoga dapat bermanfaat dan #